Ringkasan Buku ATOMIC HABITS karya James Clear

 




Ahh aku senang sekali ketika menyelesaikan membaca buku setebal 300an halaman ini dalam sehari. Tepatnya sih 3 jam. Saat mataku lelah, baru setengah buku aku langsung membiarkan diriku tertidur. Hebatnya adalah ketika aku bertekad untuk menyelesaikan buku ini dalam sehari, dan itu benar terjadi. Luar biasa gak sih kalau udah ada niat. Semuanya itu karena kinerja otak. Apapun bisa dilakukan, gak ada yang gak mungkin. Kekuatan pikiran dan emosi menggerakkan cara kita bertindak.

Sebenarnya ini buku orang lain sih yang aku pinjam. Motivasinya disitu. Kalau aku meminjam buku orang lain, aku akan terburu-buru membacanya untuk segera mengembalikannya. Aku tidak tahan kalau lama-lama meminjam barang/milik orang lain. Jadi yah begitu.

Sebelum membaca buku ini, aku tanya ke dia “kak, buku ini bagus gak menurut kakak?” dengan sedikit kecewa aku mendengar jawabannya “hmmm, biasa aja sih”

Karena itu, ekspektasiku terhadap buku ini jadi menurun. Awalnya ini aku pikir buku yang keren seperti buku-buku best seller pada umumnya. Yah memang penilaian tiap orang beda-beda sih ya. Ketika aku tidak menaruh ekspektasi pada buku ini, dan woooooww ternyata bukunya keren banget! Begitu bersemangat saat membacanya. Halaman per halaman rasanya daging semua. Berisi semua. Haha.

Poin paling penting dari buku ini adalah langkah-langkah yang diberikan itu semuanya konkret. Setiap bab juga diberi kesimpulan yang sangat membantuku untuk membuat ringkasan buku ini.

Oke jadi, judulnya ATOMIC HABITS. Atomic yaitu partikel-partikel kecil, sedang Habits artinya kebiasaan. Buku ini menawarkan perubahan-perubahan kecil yang memberikan hasil luar biasa yaitu dengan menciptakan kebiasaan.

Untuk menciptakan/membentuk kebiasaan baik :

1.       Menjadikannya Terlihat

2.       Menjadikannya Menarik

3.       Menjadikannya Mudah

4.       Menjadikannya Memuaskan

Untuk membongkar kebiasaan buruk :

1.       Menjadikannya tidak Terlihat

2.       Menjadikannya tidak Menarik

3.       Menjadikannya tidak Mudah

4.       Menjadikannya tidak Memuaskan

Apa sih maksud dari semua itu? Oke kita bahas satu per satu secara singkat ya. Aku hanya akan menjelaskan bagian yang pertama yaitu membentuk kebiasaan baik. Karena untuk bagian kedua, tentu pasti sebaliknya.

1.     1.  Menjadikannya Terlihat

 

Rumus :                             Implementasikan

                                                         

                             Aku akan [Perilaku] pada [waktu] di [Lokasi]

Setelah itu :

                             Setelah [Kebiasaan sekarang], aku akan [Kebiasaan baru]

Misalnya : kalau mau rajin baca buku, tarulah buku itu selalu dekat denganmu otomatis dengan buku itu mudah terlihat, keinginanmu untuk menggapainya lebih mudah.

 

2.      2.  Menjadikannya Menarik

 

Rumus :

 


              Setelah [Kebiasaan sekarang] aku akan [Kebiasaan yang aku perlukan]

 


              Setelah [Kebiasaan yang aku perlukan] aku akan [Kebiasaan yang aku inginkan]

 

Misalnya :

1.       Setelah kembali dari istirahat siang, aku akan kembali baca buku (kebutuhan)

2.       Setelah baca buku, aku akan menulis kembali ringkasan/kesimpulan buku itu di kertas/buku (keinginan)

Intinya, untuk melakukan apapun, beri sesuatu yang menarik setelahnya. Rencanakan itu dan wujudkan.

 3.       Menjadikannya Mudah

Rumus :

              Tidak terlalu penting berapa lama kebiasaan dapat menjadi otomatis. Bukan masalah itu 21 hari atau 30 hari atau 360 hari. Yang penting adalah tingkat keseringan kamu melakukannya. Yang menjadi pembeda adalah frekuensi. Yang penting kamu melakukan sesuatu yang diperlukan untuk mendapat kemajuan. Entah aksi menjadi otomatis penuh tidak begitu penting. Berfokus pada action bukan in motion.

Sangat Mudah

Mudah

Cukup Mudah

Sulit

Sangat Sulit

Menulis 1 kalimat

Menulis 1 paragraf

Menulis 1000 kata

Menulis artikel sepanjang 5000 kata

Menulis buku

 

Kebiasaan dapat diselesaikan dalam beberapa detik tapi terus berdampak pada perilakumu selama beberapa menit atau setelahnya.


4.       Menjadikannya Memuaskan

 

Rumus untuk menumpuk kebiasaan + memantau kebiasaan

 

Setelah [Kebiasaan saat ini], aku akan [Memantau kebiasaanku]

 

Ø  Yang paling memuaskan adalah perasaan bahwa kita mengalami kemajuan

Ø  Pemantau kebiasaan adalah cara untuk mengukur apakah kamu melakukan kebiasaan. Mis: membuat [X] di kalender

Ø  Itu menjadi bukti yang jelas tentang kemajuan kamu

Ø  Pertahankan kebiasaan tetap berjalan

Ø  Hanya karena kamu dapat mengukur sesuatu tidak berarti arti ukuran adalah yang paling penting

 

Maka untuk membongkar kebiasaan buruk, kita melakukan sebaliknya. Berikut ada beberapa kalimat yang membuatku sangat termotivasi juga:

ü  Kebahagiaan muncul ketika hasrat tidak ada

Ketika melihat suatu petunjuk, tapi tidak ingin mengubah situasi, berarti kamu puas dengan situasi saat ini. Kebahagiaan bukan tentang peraihan kenikmatan tapi terkait dengan ketiadaan Hasrat. Begitu pula, penderitaan adalah ruang antara gairah untuk mengubah keadaan dan saat ketika perubahan itu tercapai.

 

ü  Yang kita kejar adalah gagasan tentang kenikmatan

Ahli saraf Austria Victor Frankl mengatakan bahwa kebahagiaan tidak dapat dikejar, kebahagiaan harus terjadi. Kenikmatan berasal dari aksi. Rasa puas baru datang setelahnya.

 

ü  Damai terjadi ketika kamu tidak mengubah pengamatan kamu menjadi masalah

Jika tidak ingin beraksi terhadap apa yang kamu amati, berarti kamu merasa damai. Anda semata mengamati dan hadir dalam situasi itu.

 

ü  Merasa ingin tahu lebih baik daripada menjadi orang cerdas

Merasa ingin tahu memotivasi orang untuk beraksi. Kata Naval Ravikant, kunci untuk melakukan sesuatu adalah menumbuhkan hasrat atas sesuatu itu.

 

ü  Emosi menggerakkan perilaku

Ini nih yang aku rasakan diawal saat pertama kali aku menulis ringkasan ini. Perasaan hadir terlebih dahulu, baru setelah itu perilaku.

 

ü  Pengendalian diri itu sulit karena langkah ini tidak mendatangkan kepuasaan

Menghalangi godaan tidak memuaskan hasrat, langkah itu semata mengabaikannya. Pengendalian menuntut kita melepaskan Hasrat, bukan memuaskannya.

 

ü  Penderitaan mendorong kemajuan

Sumber semua penderitaan adalah hasrat untuk mengubah situasi. Penderitaan sumber semua kemajuan. Dengan gairah, kita kecewa tapi tergerak untuk bertindak. Tanpa gairah, kita puas tapi tidak memiliki ambisi.

 

ü  Harapan kita menentukan kepuasaan kita

Sebagai contoh, jika berharap 10 juta lalu mendapatkan 100 juta, kamu merasa luar biasa senang. Bila mengharapkan 100 juta lalu mendapatkan 10 juta, kamu merasa kecewa.

Kata Seneca, miskin itu bukan memiliki terlalu sedikit, melainkan menginginkan lebih banyak.

Kata  Aristoteles, orang muda mudah dikelabui karena mereka lekat berharap. Dengan kata lain, Orang  muda mudah dikelabui karena mereka hanya berharap. Mereka tidak memiliki pengalaman untuk melandaskan harapan. Pada awalnya, yang kita miliki memang hanya harapan.

 

Gimana perasaanmu setelah membacanya? Tulisan ini menjadi bukti setelah aku membacanya. Aku sangat termotivasi dan berhasil mewujudkan hasrat yang aku inginkan, seperti yang aku buat pada contoh diatas. Semoga kita semua mampu membentuk kebiasaan baik yang kita butuhkan yaa, jadi kita bisa meraih kepuasaan dan kebahagiaan. Terimakasih ya untuk waktu yang kalian berikan untuk membaca tulisan ini. Aku sangat menghargai itu. Terimakasih, have a nice day yaa 😊





Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Buku “Mindset” Karya Carol S. Dweck

SINOPSIS BUKU SEGALA-GALANYA AMBYAR KARYA MARK MANSON