SINOPSIS BUKU SEGALA-GALANYA AMBYAR KARYA MARK MANSON
Mark Manson, Penulis buku “Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat”.
Ia memang ahli dalam membuat sebuah judul yang menohok, tidak biasa, bersifat antagonis, namun disukai banyak orang. Ia berani membuat judul yang bersifat negatif, terlihat kacau namun ketika membaca isinya ternyata sebaliknya. Dengan narasi yang tidak berpura-pura terlihat positif, ia mampu membuat alur yang berbeda namun tujuannya sebenarnya sama saja dengan buku motivasi dan buku pengembangan diri lainnya.
Buku berisi 310 halaman dengan ukuran yang praktis, tidak terlalu kecil dan tidak terlalu besar ini memuat daftar isi :
Bagian 1 : Harapan
Bab 1 Kebenaran yang menggelisahkan
Bab 2 Kendali diri adalah sebuah ilusi
Bab 3 Hukum Newton tentang emosi
Bab 4 Cara mewujudkan mimpi-mimpi anda
Bab 5 Harapan itu ambyar
Bagian 2 : Segala-galanya ambyar
Bab 1 : Formula kemanusiaan
Bab 2 Rasa sakit adalah konstanta universal
Bab 3 Ekonomi Perasaan
Bab 4 Agama final
Aku akan membahas bagian buku dari bagian bab per bab.
Pada bagian 1, bab Kebenaran yang menggelisahkan
Perspektif saya, disinilah peran bersikap bodo amat dengan kehidupan yang nampaknya membuat hidup lebih tenang. Tentu, setiap manusia menginginkan hidup yang bahagia dan menyenangkan namun banyak pula manusia dengan membuat tujuan hidup yaitu bermakna. Hidup yang bermakna menjadi sebuah tujuan hidup dan menjadi harapan manusia untuk meraihnya. Harapan dengan tujuan hidup bermakna atau segala ekspektasi kehidupan menjadi ini itu menjadi problematik yang ujung-ujungnya menggelisahkan. Pencapaian akan hidup yang maju dan menjadi lebih baik adalah sebuah kebenaran yang menggelisahkan yang menuntut kita untuk melakukan perubahan bergerak lebih maju. Dan tentunya ini membutuhkan sebuah harapan dan pengorbanan untuk meraihnya. Kalau saja tidak ada keinginan ini itu, hidup akan terasa mati, hampa dan kosong. Harapan membuat lebih hidup namun juga menggelisahkan. Itulah kehidupan.
Pada bagian 2, bab Kendali diri adalah sebuah ilusi
Kalimat ini juga nampaknya menohok dan kontroversi. Maksud dari Mark Manson adalah tidak cukup hanya mementingkan pengendalian diri untuk berkehidupan ini. Tapi butuh juga akal yang memaknai mengapa kita harus mengendalikan diri. Mark menjelaskan ini adalah sebuah perjalanan yang sulit. Dalam prosesnya akan berdarah-darah, gagal, tapi itu baru ongkos masuknya aja, kata Mark. Jadi pengendalian diri hanyalah sebuah ilusi jika isinya tanpa harapan dan kebermaknaan. Emosi memang adalah akar dari semua permasalahan hidup. Tapi tanpa akal, semua itu tidak sinkron atau sia-saia. Aku mau mengutip ini yang menurutku penting untuk diketahui, Sokrates menyatakan, akal sebagai akar dari segala kebaikan. Descartes mengatakan akal kita terpisah dari gairah-gairah kebinatangan. Intinya, untuk memberi kendali penuh atas diri perlu menambahkan akal untuk membantu seluruh manusia.
Pada bagian 3, bab Hukum Newton tentang emosi
Hukum I : Setiap tindakan mendatangkan reaksi emosional dari pihak lawan dan kadarnya setara
Bayangkan jika seseorang memukul kepalamu. Pemikiranmu pasti negatif. Terlepas apa penyebab dia memukul kamu. Karena hal itu menimbulkan rasa sakit. Rasa sakit bukan hanya fisik namun bisa juga psikis misalnya kejadian lain jika seseorang memarahi kamu. Nah, pemikiran negatif yang muncul inilah yang dimaksud dengan tindakan yang mendatangkan reaksi emosional.
Hukum II : Harga diri kita setara dengan total emosi kita hingga kini
Jika seseorang itu memukul kamu, tapi kamu tidak membalasnya. Itu artinya kamu mengizinkan dirimu untuk menerima pukulan itu. Tetapi jika kamu membalasnya dengan hal apapun itu apakah marah atau mempertanyakan atau membalas memukul kembali. Itu artinya, kamu tidak mengizinkan hal itu terjadi (lagi) pada dirimu. Harga diri setara dengan emosi.
Hukum III : Identitas anda akan tetap menjadi identitas anda hingga sebuah pengalaman baru melawannya
Semisal ada seorang wanita yang selalu mendapat kekasih yang kasar, jahat, bejat. Hal ini akan menimbulkan trauma dalam dirinya. Ia merasa selalu gagal dan berkali-kali mendapat hal serupa. Suatu kali ia mendapat pria baik, dan ternyata berakhir dengan tragis lagi. Rupanya, masalahnya adalah pada wanita yang selalu terbayang dengan pria bejat itu tadi, sehingga ia selalu mencaritahu dan terlalu fokus pada hal buruk si pria yang sebenarnya baik tadi. Tidak ada manusia yang sempurna tapi ia selalu fokus pada hal buruk si pria baik tadi. Jika ia ingin melepas trauma itu, ia sebenarnya harus mengizinkan hal baik itu ia terima dalam dirinya. Trauma pria bejat tadi belum dilepasnya sehingga ia selalu mengizinkan hal serupa datang. Jadi pengalaman baru akan menciptakan identitas baru jika kita mengizinkannya terjadi dalam hidup kita. Pengalaman adalah guru.
Pada bagian 4, bab Cara mewujudkan mimpi-mimpi anda
1. Untuk memiliki harapan, kamu harus merasa bahwa kamu adalah bagian dari sebuah gerakan yang lebih besar dan bayangkan kamu sedang bergabung dalam komunitas itu. Ini mirip seperti manifestasi, afirmasi, hukum tarik-menarik.
2. Kamu harus memiliki iman atau kepercayaan akan sesuatu. Tanpa iman, tidak ada harapan
3. Abaikan semua kritik dan pertanyaan yang menjatuhkanmu, tetap yakin pada harapanmu
4. Bersikaplah baik dan penuh kasih pada sesamamu. Berdoalah dan bersyukur
5. Kita harus memiliki iman akan sesuatu dan di suatu tempat.
Bagaimanapun kesuksesan lebih berbahaya daripada kegagalan, karena semakin banyak anda raih, semakin banyak kekalahan yang harus anda tanggung. Dan semakin sulit menjaga harapan.
Satu-satunya hal yang bisa menghancurkan sebuah mimpi adalah dengan mendapatkannya.
Bab 5 Harapan itu ambyar
Ini paling ku suka!
Inilah tantangan kita, panggilan hidup kita : untuk bertindak tanpa harapan. Untuk tidak mengharapkan keadaan yang lebih baik atau untuk menjadi lebih baik. Di saar ini dan di masa mendatang. Harapan adalah penyebab sekaligus akibat dari keambyaran. Karena pada akhirnya harapan itu akan kosong. Ini make sense dalam arti kita harus action di saat itu juga jangan terlalu berharap ini itu. Kita tidak harus menunggu sampai mati untuk mengubah keadaan. Anda dapat memperbaikinya di sini dan saat ini juga. Filsuf Nietzsche adalah yang pertama menyadari ini. Si Pencetus “Tuhan telah wafat”. Yang memberi konsep bahwa dengan tuhan telah wafat itu adalah sebuah peringatan, sebuah pekikan minta tolong. Amor fati, bagi Nietsche adalah penerimaan hidup untuk mencintai luka-luka dan memeluk derita. Ah, indahnya!
Bagian II, Segala-galanya Ambyar
Bab 6 Formula Kemanusiaan
Mark menggambarkan 3 peran dalam fase anak-anak, remaja dan dewasa. Pada masa dewasa, melihat hubungan sebagai kemampuan menanggung luka, motivasi ala amor fati, supaya berkembang, pada masa dewasa membutuhkan kesadaran diri yang konsisten.
Bab 7 Penderitaan adalah konstanta universal
Ruang dan waktu adalah apa yang disebut dengan konstanta universal. Tidak peduli seberapa “mujur” atau apesnya hidup kita, penderitaan akan selalu ada. Mark mengaitkan hail ini dengan meditasi : menghadapi penderitaan, mengamati isi pikiran dan batin, baik yang menakutkan atau membanggakan. Meski penderitaan akan selalu ada, merasa menderita adalah sebuah pilihan. Kita dituntut untuk bersentuhan dengannya dan menemukan nilai dan makna di dalamnya.
Bab 8 Ekonomi perasaan
Terdapat 2 cara menciptakan nilai di pasar :
- inovasi (menaikkan level penderitaan) : vaksin polio menggantikan penderitaan kelumpuhan, bedah jantung menggantikan…..
- pengalihan (menghindari penderitaan) : pengalihan jalan jalan ke pantai pada akhir pekan
Satu-satuya bentuk paling sejati dari kemerdekaan adalah melalui pembatasan diri. Bukan privilage untuk memilih segala yang anda inginkan di dalam hidup ini tapi lebih lebih memilih apa yang hendak anda lepaskan di hidup anda. Kenikmatan tidak akan pernah ada habisnya.
Bab 9 Agama Terakhir
Mark menjelaskan bab ini memulainya dengan membahas algoritma AI (Artificial Intelligence). Kata-katanya “saya tahu, itu bukanlah agama terakhir yang anda harapkan. Namun, tepat disitulah letak kesalahannya : berharap. HAHA!
Algoritma” telah merajalela di kehidupan kita. Jangan meratapi kesalahan sendiri. Jika menyerah dan pasrah pada algoritma artifisial terdengar menyedihkan. Pahami bahwa : sekarang pun anda sudah melakukannya. Dan anda menyukainya.
Kita adalah spesies yang gemar merusak dan membenci diri sendiri.
Yang dimaksud Mark agama terakhir adalah, Kecerdasan Artifisial, agama yang melampui kebaikan dan kejahatan, agama yang menyatukan dan mengikat kita semua, dalam suka dan duka.
Daripada mencari-cari harapan, berusahalah:
Tidak Berharap
Tidak pula kalut
Tidak perlu berharap menjadi lebih baik. Cukup jadilah lebih baik.
Sampai kapanpun, kita bukanlah siapa-siapa.
Komentar