Paus Agung juga Manusia Biasa

Review Film The Two Popes

(Foto nobar di Aula Gereja St. Theresia, Jakarta Pusat)

Film The Two Popes berhasil menayangkan isu agama menjadi sesuatu yang tidak membosankan untuk dibahas. Beberapa adegan serius disajikan dengan humor-humor lucu.

Barangkali, kita selalu beranggapan bahwa para tokoh agama merupakan sosok yang suci, istimewa, disanjung banyak pihak, tanpa dosa dan sosok yang agung. Kita mengira bahwa pemimpin agama sudah selesai dengan segala gejolak pribadi dan kelemahannya. The Two Popes mengulik tuntas atas semua persepsi-persepsi tersebut. Film ini bukan menceritakan hukum-hukum hirarki kekatolikan namun membahas sisi manusiawi dari seorang Paus Agung. Bahkan seorang Paus Agung sekalipun bisa mengalami kesepian, membutuhkan teman, mengalami kesulitan layaknya seorang manusia biasa.

Seperti judulnya, film The Two Popes ini menceritakan kisah dua seorang Paus. Dua Paus yang memilik karakter bertolakbelakang. Paus Benedictus XVI yang digambarkan memiliki kepribadian yang kaku, dingin, suka menyendiri dan konservatif sedangkan Kardinal Bergoglio (yang disebut sebagai Paus Fransiskus) sebagai sosok yang fleksibel dan pengkritik yang keras.
The Two Popes menampilkan tentang pergantian Paus dalam memimpin gereja Vatikan. Dimulai dari adegan prosesi pemilihan Paus mencari pengganti Paus Yohannes Paulus II yang meninggal dunia. Akhirnya terpilih kardinal Joseph Ratzinger yang menjadi Paus dengan gelar Benedictus XVI. Pemilihan Paus dipilih melalui prosesi pemungutan suara. Paus terpilih adalah jika duapertiga kardinal yang berhak memberikan suara memilih satu kardinal yang sama. Setiap kardinal akan memberikan suara dengan mencantumkan kandidat pilihan masing-masing. Prosesi bisa berlangsung dari pagi hari hingga petang hari. Bila pemungutan suara belum mendapatkan kardinal terpilih, dari dalam kapel akan keluar asap berwarna hitam dari pembakaran kertas suara para kardinal. Sebaliknya, jika ada kandidat yang terpilih, asap putih akan menyiarkan kabar gembira dalam proses pemilihan paus tersebut. Tak ada cara komunikasi lain selain asap untuk memberitakannya.

Pada tahun 2012, setelah Kardinal Bergoglio frustasi dengan arahan gereja, dia berusaha meminta izin ke Paus Benedictus XVI supaya pensiun. Namun bukannya malah pensiun, justru pada akhirnya Kardinal Bergoglio menggantikan posisi Paus Benedictus XVI yang mengundurkan diri. Adalah yang menarik cerita tentang proses pengunduran diri itu selalu gagal. Surat pengunduruan diri Bergoglio tak kunjung ditandatangani oleh Paus. Ketika Bergoglio menemui Paus secara langsung, mereka melakukan dialog yang hampir memakan lebih dari separuh durasi film ini. Dialog sampai memakan waktu berhari-hari.
Film yang memakan durasi kurang lebih 2 jam ini, membuat penonton tertawa saat kedua Paus sedikit membahas The Beatles dan adegan ketika mereka menonton pertandingan sepak bola (tentu saja adegan ini adalah fiksi).

Film dokumenter, The Two Popes, juga sangat menyentuh ketika kedua Bapa Suci itu saling menerima dan memberikan sakramen pengakuan dosa atau sakramen tobat. Produksi film begitu sempurna. Dari segi makna dan pesan, sinematografi, latar tempat yang diangkat terlihat begitu mirip dengan aslinya, transisi antar karakter tak ada satupun peran antagonis didalamnya. Ditambah humor-humor yang mampu membuat penonton tertawa. Film religi juga manusiawi, walau menjadi pemimpin salah satu agama terbesar di dunia, kedua tokoh tetap digambarkan layaknya manusia biasa. Film ini tidak harus beragama katolik untuk menikmatinya. Esensi dalam film sangat universal sehingga melampaui batas-batas agama.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Buku “Mindset” Karya Carol S. Dweck

SINOPSIS BUKU SEGALA-GALANYA AMBYAR KARYA MARK MANSON