Salah satu tujuan mahasiswa memilih kuliah, tentu untuk
mendapatkan IP tinggi bukan? Dan setiap universitas ataupun akademi pasti
menyediakan wadah untuk berorganisasi. Di era teknologi yang semakin canggih
ini, bukanlah zaman nya lagi perkuliahan itu hanya kuliah pulang kuliah pulang
dan begitu seterusnya. Haa, saya tahu, tidak semua akan setuju dengan
pernyataan saya ini. Ada juga yang beranggapan berorganisasi itu merupakan hal
yang sia-sia, yang membuang-buang waktu, tenaga serta finansial. Disini saya
hanya mengupas sedikit opini saya mengenai kuliah sambil berorganisasi. Kalau
saya sih Yay (yes), hehe.
Tingkatan yang paling rendah dari sekumpulan orang adalah
kelompok. Misalnya dalam dunia pertanian, adopsi atas sebuah inovasi dapat
dicapai dengan mudah, efisien dan efektif melalui kelompok. Tanpa kelompok
tani, Indonesia tidak akan mungkin pernah mencapai swasembada beras. Nah, dari
ilustrasi tersebut, ditekankan bahwa pentingnya suatu kelompok itu. Disini saya
mengartikan kelompok itu sebagai cakupan kecil dalam organisasi. Didalam
organisasi pasti ada namanya kelompok. Tetapi, didalam kelompok belum tentu
terdapat suatu organisasi. Kelompok bisa menjadi wadah tukar-menukar informasi,
wadah bekerjasama, wadah mencari solusi, wadah bertukar pikiran dan curah
pendapat, wadah berbagai pengalaman, wadah tolong-menolong, dan lain-lain.
Organisasi merupakan wadah bekerja sama sejumlah besar
orang dengan memanfaatkan sumber daya (dana, sarana, prasarana, lingkungan,
metode, dan sebagainya) secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan
bersama dalam jangka pendek, menengah dan panjang.
Kebanyakan orangtua menghendaki anaknya yang kuliah bisa
cepat selesai dan cepat bekerja. Sebagian menginginkan anaknya lulus dengan
nilai baik. Mungkin hanya segelintir orangtua yang mendambakan anaknya menjadi
mahasiswa yang berkarakter dan kelak dikemudian hari menjadi negarawan.
Lahirnya negarawan, khususnya negarawan yang kristiani, jelas membutuhkan
proses yang berliku dan panjang. Karena prosesnya berliku dan panjang, pemimpin
seperti itu tidak mungkin hanya mendapat “pengalaman pembelajaran” di kampus.
Kampus bukan menara gading dan bukan pula ruang hampa. Karena itu, antara lain,
untuk mengasah kepekaan sosial, mengalami dan merasakan ruang publik, dan tidak
berfikir “inbox”, mahasiswa perlu mengalami proses pembelajaran yang beragam,
termasuk pengalaman berorganisasi.
Pengalaman berorganisasi ini tentu saja
mencakup pengalaman berorganisasi di luar kampus. Pengalaman pembelajaran yang
terakhir ini bukan hanya melatih kepemimpinan dan meningkatkan wawasan dan ilmu
pengetahuan, tetapi menjadi ajang untuk memperbanyak sahabat, memperluas
jaringan, dan membangun modal sosial, menjadi tempat belajar meningkatkan
kemampuan dalam mengelola waktu dengan baik belajar, menjadi wadah pembelajaran
dalam mengatasi tekanan, mengelola konflik, mencari pemecahan masalah secara
efisien dan efektif, melatih sikap bermasyarakat, dan mengasah kepekaan sosial,
menciptakan pemimpin yang berkarakter dan pada akhirnya melahirkan negarawan
yang kristiani.
Setiap pribadi masing-masing mempunya konsep yang bebeda
mengenai kuliah sambil berorganisasi. Ada yang setuju (Yay) dan ada yang tidak
(Nay). Menurut saya, akan banyak hal yang didapat dari berorganisasi, baik itu
organisasi kekeluargaan, organisasi kemahasiswaan, organisasi politik, dan lain
sebagainya. Apabila kita aktif di salah satu organisasi, kita di tuntut untuk
mampu melakukan sesuatu, untuk berani bertindak sehingga secara perlahan dan
tidak terasa ketika kita berorganisasi, berbagai potensi, bakat telah lahir
dalam diri kita sendiri.
Banyak tokoh-tokoh katolik yang telah sukses awalanya
berkecimpung dalam keorganisasian. Aneka talenta dan profesi yang dimiliki oleh
kaum katolik dalam melakukan pelayanan yang patut dibanggakan di bidang mereka
masing-masing. Ke-Katolik-an menjadi pandu dan inspirasi dalam bertindak.
Seperti dalam konteks lagu remaja katolik, “Jangan lelah bekerja diladangNya
Tuhan…..” kata-kata tersebut menjadi pedoman sekaligus prinsip saya, didalamnya
kita patut bersukacita melayani Tuhan sebagai mahasiswa yang berimankan
Katolik. Tak dikatakan, tapi dilakoni!
Saya yakin, pembaca yang budi ini adalah salah satu mahasiswa
yang berkarakter, yang mempunyai jiwa kepemimpinan dan intelektualitas tingi.
So, mari kita wujudkan semangat yang membara di tahun yang baru ini, wujudkan
segala resolusi yang kita harapkan menjadi garam dan terang bagi dunia bagi
lingkungan sekitar bagi keluarga bagi teman bagi pacar, hehe.
Komentar