Duta GenRe, bukan ajang duta-dutaan


This year, i’m now on my last semester. But, apa yang udah aku lakukan sejauh ini ? Prestasi apa yang sudah kubuat dan menginspirasi banyak orang ? Nope. I’m just doing nothing. Aku harus galih lagi dan terus mencari ruang prestasi itu.

And that’s why i apply Duta GenRe Sumatera Utara 2018.

Event kali ini benar-benar berbeda dari event-event nasional yang selalu aku apply. Kala itu, untuk mencapai event nasional (sedikit flashback) kita cuma apply via online dengan mengikuti seleksi administrasi dan seleksi wawancara, setelah dinyatain lolos dari ribuan pendaftar se Indonesia baru cari donatur untuk berangkat ke event itu (kalo self funded) dan taraaaa.... ikutin aja eventnya biasanya paling kenceng 3 hari dan paling lama seminggu.

Setelah gagal apply Duta Bahasa Sumatera Utara 2018 kemarin, aku merasa harus mencoba lagi yaitu Duta GenRe. Sebenarnya, event-event kayak gini bukanlah passion aku, bukan bidang aku, dan sama sekali ga tertarik, because yah duta itu identik dengan kayak model-model gitu mesti cantik sedangkan aku.... badan udah kayak sumo gini :’)

Dulu pernah pengin nyoba tapi karna postur tubuh yah kuurungkan saja niatku yang hanya ingin coba-coba ini. Dan tahun ini gatau kerasukan setan apa akhirnya beraniin diri untuk apply. Yah walopun gagal, setidaknya pengalaman itu tidak pernah salah ya.

24 Juli 2018 adalah hari dimana aku harus ngikutin live audisi untuk Pemilihan Duta GenRe Sumut. Malamnyaaa, bwuaaaaaa aku dinyatakan lolos.

Senang bercampur takut.

Esok harinya langsung ngikutin technical meeting. Aku senyum-senyum saja (padahal dalam hati yah you know la) dengan berbagai peraturan, tugas dan bla bla bla yang harus dikerjakan. Karantina sebulan lagi dan harus ngelakuin hal sebanyak itu ?

Jadi mulai saat itu banyak banget buntutan di kepala ini.

Well, sekarang posisi sedang skripsi, ga boleh di cuekin, akun channel youtube juga lagi viral-viralnya jadi mesti rajin update kalo bisa tiap hari ngupload video, persiapan menuju karantina banyak banget, mulai dari rencana mau bentuk PIK-R, buat kegiatan penyuluhuan, buat video di youtube tentang GenRe, ngerancang project yang bakal diajukan, buat poster, dan bla bla bala masih banyak lagi.

Belum lagi 2 minggu lagi aku harus pergi ke Jakarta dalam acara meet up beasiswan TBI Angkatan I, acaranya sampe 3 hari tapi masih ada rencana menyempatkan diri untuk liburan ke Bandung.

Bravo!

Setelah pulang dari Jakarta dan Bandung. Sejauh ini belum ada perubahan belum ada yang aku lakuin. Tak disangka waktu berlalu, seminggu lagi menuju karantina. WOW! Aku mengerjakan banyak hal selama seminggu. Sempat stress, depresi, nangis gak karuan, full of much of trouble. Sangat sangat kacau and yahhhhh, ternyata bisa selesai juga semuanya.

Itu masih persiapan gaes.

Yang paling berkesan itu ya di hariha. Aku ga nyangka bakal punya pengalaman se berharga ini. Mulai dari ketemu anak-anak muda yang punya segudang prestasi, masih SMA uda jadi Duta Shampo lain ? Eits maap salah wkwkkw, maksudnya masih SMA tapi udah pernah jadi duta bahari duta hijub duta pariwisata ? Masih 18 tahun udah keliling Indo bawa segudang piala? Masih 20 tahun udah jadi model majalah ? Aku gabisa deskripsiin satu satu ke kalian gimana hebatnya mereka. Dan usiaku sekarang 22 tahun, i fell like.... uuhhhh paling tua banget diantara mereka  belum lagi ketemu panitia-panitianya yang rata rata masih dibawah usiaku. Mereka lebih kece badai menginspirasi. Disitu aku bener-bener kayak butiran remah-remah.

Jadi selama di karantina ada banyak hal di pelajari, mulai dari wawasan kebangsaan, public speaking, kelas kepribadian, beauty class, kelas koreografi. Jadi ga hanya modal cantik doang tapi harus cerdas juga. Dari sini, aku belajar cara jalan catwalk itu gimana, cara make up itu gimana, cari bergaul juga, yah harus lebih proaktif, lebih peduli sama sekitar kita, banyak yang harus dipelajari lagi dan intinya semua itu banyak membaca lagi and practise it!

Walaupun pada akhirnya aku gagal, aku ga pernah merasa semua itu sia-sia.

Kini ku akui, menjadi Duta GenRe tentu bukan sebatas penyerahan selempang sebagai duta sebagai bentuk yang seremonial, melainkan lebih jauh daripada itu. Menjadi duta memberikan kesempatan kepada kita untuk unjuk aksi sesuai dengan tugas yang di emban nantinya.
Aku sebagai calon sarjana kesehatan masyarakat awalnya belum paham betul mengenai kesehatan reproduksi, tapi karena pengalaman mengikuti pemilihan ini, aku dipaksa untuk semakin mendalami kesehatan. Momentum baik itu kadang tidak datang dua kali. Disini kesempatan untuk semakin mendalami kesehatan reproduksi, perilaku seksual, urgensi keluarga berencana dan segala hal yang berkaitan didalamnya.
Duta itu ibarat juru bicara, mesti aktif, hadir bukan sekedar merespon sebuah kabar namun harus memberikan informasi juga secara aktif.
Aku bersyukur tidak lolos, ini artinya aku harus lebih fokus pada skripsiku. Menjadi Duta GenRe itu harus menerima kontrak selama setahun, segala bentuk program kegiatan dari BKKBN maka duta GenRe harus berperan aktif menjalankannya. Tentu hal ini akan menambah kesibukan lagi. Jadi ambil sisi positifnya aja 

So, thats all. Semoga tulisan ini buat kamu lebih semangat berkarya, terus menginspirasi. Usia gak jadi penghalang untuk memulai, meskipun banyak diluar sana lebih muda lebih berprestasi dari kamu, jadikan itu energi pembakar semangat kamu! do not Minder wkwk. Intinya terus bergerak dan lakuin sesuatu hal bermanfaat, sekecil apapun itu. Karena niat untuk memulai itu susah gaes kayak aku mau memulai nulis ini aja lama banget wkwk

Semoga tulisan ini bermanfaat. Semoga Medan semakin mempunyai Duta GenRe yang cemerlang demi masa depan generasi berencana yang gemilang.

Selama matahari terbit, impian kita, harapan kita, dan keinginan kita tidak akan pernah mati

Terimakasih.
Shalom
Wallahualam bissawab
Namo buddhaya
Om swastiastu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Buku “Mindset” Karya Carol S. Dweck

SINOPSIS BUKU SEGALA-GALANYA AMBYAR KARYA MARK MANSON