Ceritaku Mengikuti ENJ Aceh 2017
Tanah airku tidak ku lupakan, kan terkenang selama hidupku. Biarpun saya pergi jauh, tidak kan hilang dari kalbu. Tanahku yang kucintai, Engkau kuhargai.
Sambil mendengar lagu tanah airku diatas kapal feri menuju kepulangan setelah usainya kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya Tim II Aceh. Aku sangat menyukai lagu-lagu nasional Indonesia. Buruh tani, darah juang juga merupakan lagu favorit yang hampir tiap hari aku putar. Gatau kenapa, ketika aku mendengar lagu Tanah Airku atau Indonesia Pusaka, kecintaanku terhadap Indonesia semakin menggebu-gebu. Terkadang aku sampai nangis kala mendengarnya. Terkesan berlebihan ya, tapi inilah aku, seorang yang bermimpi tinggi untuk Indonesia. Apa hubungannya -_-
Baiklah kembali ke topik tujuan ya.
ENJ adalah kegiatan yang di pelopori oleh Kementrian Kemaritiman untuk Pelajar, Mahasiswa dan Pemuda-pemudi Indonesia yang diselenggarakan di setiap provinsi di Indonesia dengan tujuan sebagai wadah para generasi penerus bangsa untuk melakukan pengabdian, mengembangkan potensi pulau-pulau pesisir, serta mengenal dan mengembangkan kemaritiman Indonesia. ENJ pertama kali diadakan pada tahun 2015. Adapun untuk mengikuti kegiatan ini boleh melalui seleksi maupun pemilihan dari universitas atau sekolah. Kebetulan saya sendiri mengikutinya melalui jalur seleksi pemuda. Untuk mendaftar, ada beberapa berkas yang harus kita apply dan essay juga. Tahun ini ada 2 gelombang seleksi pendaftaran, dan aku lulus gelombang 1. Sangat disayangkan tahun ini kuota untuk peserta sangatlah kurang maka dari itu dibuat 2 gelombang.
Aku memilih seleksi jalur pemuda koridor Aceh karena Aceh tidak begitu jauh dari Medan. Untuk jalur pemuda, biaya transportasi dari asal menuju lokasi ENJ ditanggung pribadi. Sedangkan dari kemaritiman sendiri memfasilitasi uang saku sekitar 112rb/hari. Kita juga diberikan kemeja, kaos, topi dan tas.
Itulah kira-kira info sekilas mengenai ENJ. Aku bakal ceritain perjalananku mengikuti ekspedisi ini.
Setelah seminggu mengikuti PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) FKM USU, aku harus segera berangkat ke Aceh untuk mengikuti ENJ. Tapi hal ini tak berjalan dengan mulus. Acara ENJ berlangsung selama 10 hari. Padahal selama mengikuti PBL, kami tidak diperbolehkan izin melewati 3 hari. Kalau untuk izin mewakili USU harus mengikuti beberapa prosedur.
Pada saat itu hari Jumat, dengan mendadak aku langsung balik ke Medan untuk mengurus surat izin mengikuti ENJ. Karna hari Senin esoknya adalah keberangkatan ENJ. Hari Sabtu USU libur. Maka dari itu aku harus pulang Jumat.
Setelah mengantar surat izin ke Biro Rektor, senin pagi nya, aku kembali follow up surat tersebut. Rupanya surat itu belum disentuh oleh Wakil Rektor 1. Aku menunggu seharian di Biro Rektor. Tanpa sarapan tanpa makan siang, aku tak beranjak hingga surat itu ditandatangani. Aku terus menunggu. Pada pukul 1 siang akhirnya surat selesai. Kemudian aku harus mengantar surat itu ke fakultas. Setelah dari fakultas aku juga harus memberikannya kepada DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) PBL FKM USU. Yah begitulah urutan prosedurnya. Yah ribet dibilang memang iya. Dan dimana letak permasalahannya? Saat itu aku masih di Biro Rektor setelah surat selesai, aku menghubungi DPL untuk menjumpainya. Dan disinilah air mataku menetas tanpa rasa malu diantara pegawai-pegawai di Biro Rektor. Surat izinku di tolak di Fakultas. DPL memberiku 2 pilihan. Aku berangkat ENJ dengan syarat aku harus membatalkan PBL ku, atau aku tidak berangkat. Fakultas tidak beri izin karena waktu kegiatan yang cukup lama. Bagiku, ini merupakan pilihan yang sangat sulit. Aku harus merelakan salah satu. Pikiranku seketika kacau, air mataku selalu tibatiba menetes. Aku tak tau harus mengadu ke siapa, pergi kemana setelah ini. Aku butuh petunjuk, aku butuh pencerahan.
Kemudian aku pergi ke kampus. Aku duduk di sudut ruangan, aku merenung diantara mahasiswa mahasiswi yang berjalan di sekitarku. Sambil duduk juga air mataku jatuh lagi. Tiba-tiba teman sekelasku melihat, dan ia memaksaku untuk menceritakan kenapa aku bersedih. Sambil memeluknya aku menangis. Beberapa dosen juga menegurku, ada yang memberi saran tidak usah ikuti ENJ, ada juga yang mengatakan ikuti saja secara diam-diam. Satu sisi PBL ini adalah hal yang sangat wajib. Kalau aku membatalkannya, aku memang bisa saja melanjutkan PBL tahun depan, tetapi itu akan beresiko lama tamat kuliah. Sedangkan ENJ adalah event nasional mirip kayak pengabdian juga. Mungkin bagi beberapa orang akan mengatakan utamakan kuliah dulu.
Pukul 3 sore harinya aku memutuskan untuk pergi berdoa ke Velangkani bersama temanku. Aku berharap Tuhan memberiku petunjuk untuk pergumulan ini. Hingga tiba lah saatnya pukul 7 malam, aku masih di sekretariat organisasiku. Sampai jam itu juga aku belum memutuskan untuk pergi berangkat ENJ atau tidak, padahal pukul 9 harus sudah berangkat. Sejam sebelum keberangkatan barulah aku memutuskan untuk jadi berangkat. Ada perasaan takut bercampur senang. Malam itu juga dilanda hujan gerimis. Ketika aku bersiap siap packing, ternyata oh ternyata aku bertemu dengan salah satu peserta ENJ bernama Jenni. Ternyata ia satu kost denganku. Hal yang sangat tak terduga duga. Kami sudah sering chat di grup ENJ. Dan kami baru sadar bahwa kami se kost tiba hariha keberangkatan.
Teman-teman ENJ ku semuanya sangat mendukung aku untuk pergi ENJ. Mereka sangat memotivasiku hingga mengirimkan video motivasi, kata-kata motivasi yang panjang. Tetapi sebaliknya dengan teman-teman PBL ku. Aku tidak menyalahkan pendapat mereka. Persepsi orang pastilah berbeda-beda. Tidak ada yang salah.
Keberangkatan ENJ, kami menggunakan 2 mobil rental, dari Medan sebanyak 7 orang, dari Jogja 1 orang, dari Aceh 1 orang. Titik kumpul kami memang sengaja dari Medan karena lebih dekat. Membutuhkan waktu sekitar 7 jam. Sedangkan teman teman yang lain yang berasal dari Banda Aceh memerlukan waktu sekitar 14 jam menuju Aceh Singkil .
Baru berjumpa dengan teman-teman ENJ kami sudah langsung akrab. Aku memang orang yang paling heboh chat di grup ENJ padahal belum saling kenal.
7 jam berlalu, kami sampai di pelabuhan dan bertemu dengan semua peserta ENJ. Kemudian menuju Pulau Balai, Desa Baguk ( lokasi ENJ ), kami menaiki Kapal Ferry yang membutuhkan waktu 3,5 jam.
Sesampai di Pulau Desa Baguk, mataku seolah tercengang-cengang akan keindahan laut Pulau Balai bak surga yang tiada taranya. Ohya, ada hal yang terlewatkan. Saat di kapal, kami juga melakukan sesi pelepasan ENJ dari Nahkoda kapal Ferry. Kami semua dibawa ke ruang nahkoda, dan ini juga pertama kalinya aku memasuki ruang nahkoda kapal dan melihat bagaimana cara mengemudi kapal. Kami diberikan arahan oleh nahkoda dan jajarannya.
Okee baiklah aku bakal jelasin apa saja program-program yang kami lakukan.
Jadi kami ada 3 divisi yaitu divisi kesehatan, pendidikan dan lingkungan. Dalam divisi kesehatan kami tidak melakukan pengobatan gratis karena salah satu dokter dari peserta ENJ tidak jadi berangkat. Adapun program divisi kesehatan yaitu sosialisasi PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), penyuluhan bahaya rokok dan narkoba, dan juga penyuluhan mengenai seks bebas. Program pendidikan, yaitu kelas cita-cita, kelas motivasi, sharing beasiswa dan universitas terbaik. Program lingkungan, yaitu membersihkan pantai, bakti sosial, pengadaan rumah ikan dari sampah. Program tambahan lainnya yaitu donasi pakaian dan buku layak pakai, pembuatan 4 buah pamflet yang di pajang di spot-spot lokasi desa Baguk.
Semua program tersebut kami lakukan selama 10 hari. Setelah selesai program dalam 1 hari, kami juga menyempatkan untuk pergi mengunjungi pulau pulau yang ada disana.
Kami juga bertemu dengan salah satu alumni ENJ dari koramil. Kami diajarkan beliau bagaimana cara snorkeling. Dan program rumah ikan itu juga sebenarnya program tantangan dari beliau untuk kami laksanakan.
Di Desa Baguk itu mayoritas penduduknya adalah muslim bahkan bisa dikatakan 100 %. Aku tidak menemukan satu gereja pun di pulau tersebut. Penduduk disana juga sangat ramah-ramah sekali. Orang nias juga ada disana. Makanan disana juga enak. Kami selalu dihidangkan lauknya dengan macam-macam ikan bahkan pernah dihidangkan ikan hiu. Wow! Ayam jarang sekali dikonsumsi disana. Ini sudah pasti ya karena penghasilan akan laut disana banyak sekali ikan-ikannya.
Makanan pengawet juga jarang dikonsumsi. Wah sehat sekali ya.
Setelah program selesai kami melakukan acara malam perpisahan dengan warga-warga disana. Acaranya sederhana namun berkesan. Kami melakukan acara manggang-manggang ikan, bernyanyi bareng-bareng, games, dan membacakan pemilihan duta ala-ala wkwk. Kami membuat nominasi duta misalnya duta terheboh, tergaring, terbullly, tercantik, dan lain lain. Di acara ini barulah terasa sedihnya akan perpisahan. Sudah cukup nyaman dengan mereka. Tapi memang jika ada pertemuan pasti ada perpisahan ya.
Sungguh pengalaman yang sangat berharga. Secara tidak langsung mengajarkanku bagaimana bekerja dalam tim, belajar beradaptasi dengan lingkungan, belajar memanagemen waktu, mengasah kemampuan berbicara didepan umum. Di tim ini jugalah aku semakin di asah untuk berpendapat saat rapat, briefing. Tiap malamnya kami selalu adakan rapat, bahkan pernah nyaris rapat sampai pukul 1 pagi.
Meskipun persiapan kami sangat kurang sebelum keberangkatan ENJ dikarenakan jauhnya jarak dan hanya bisa komunikasi melalui grup Line/WA, tetapi kami dapat melaksanakan semua program kami di Desa Baguk. Semua perlengkapan program ada yang kami bawa dari daerah masing-masing sesuai program divisi. Ada juga kami beli dari Singkil dan beberapa juga kami beli di Desa Baguk.
Aku juga sangat beruntung mempunyai tim sehebat mereka. Semua dari kami memiliki prestasi masing-masing. Ada yang jadi duta lingkungan, duta baca, duta bahari, ada peraih beasiswa bidik misi, xl future leader, ada yang dari UGM, ada yang sudah mengikuti event-event nasional bahkan internasional.
Aku juga bertemu seseorang yang bernama Ibrahim, sosok yang sangat mirip denganku. Kami sama sama event hunter, hari pertama jumpa sudah langsung akrab saja. Beliau mengikuti ENJ setelah 5 hari berlangsung kegiatan ENJ barulah dia datang karena mengikuti INAVIS. Kalau berbicara tentang visi, misi, passion, bahkan tentang kegagalan, kami sangat antusias. Ternyata semua event-event yang aku apply, dia sudah apply juga. Dia berasal dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Malikulsaleh, Aceh. Dia angkatan 2014 juga.
Dia juga baru-baru ini lulus IYD Indonesia Youth Dream yang akan dilaksanakan di Yogyakarta, November 2017 ini. Aku kebetulan tidak mendaftar IYD karena masalah dana.
Dan aku juga beruntung lulus PPB Pelatihan Pemimpin Bangsa di Yogyakarta bulan Oktober ini. Tetapi kemungkinan aku tidak jadi berangkat karena sedang mengikuti PBL.
Yah tau lah ya. Sedangkan mengikuti ENJ saja sebenarnya tidak diizinkan, apalagi PPB nanti. Ketua kelompok PBL juga tidak mengizinkanku lagi untuk mengikuti PPB. Sangat disayangkan memang, tapi yaa inilah hidup. Penuh dengan pilihan.
Banyak teman temanku bahkan keluargaku sangat menyesalkan pilihanku. Kata mereka aku harus fokus kuliah apalagi ini semester akhir. Tetapi bagiku berbeda, aku menyukai mengikuti event-event bukan sekedar travelling. Untuk mengikuti ENJ ini saja, niatku bulat hanya untuk pengabdian saja. Aku tidak menyangka rupanya akan ada liburan yang sangat menyenangkan di ENJ ini. Ini mungkin bonus buatku. Bagiku pengalaman itu penting, sangatlah berharga. Kesempatan untuk mengikuti event tidak hanya 2 kali saja. Kita tidak tau apa yang akan terjadi esok hari. Apakah kita akan tetap sehat atau bagaimana. Maka dari itu setiap ada kesempatan, aku selalu memaksimalkannya. Memang butuh pengorbanan butuh air mata butuh keringat. Aku tidak berniat mengesampingkan perkuliahan. Aku akan tetap fokus. Aku akan menyelesaikan skripsiku. Aku mengikuti event hanya untuk wadah membenah diri, mendapat pengalaman, berbagi, mengabdi untuk negeri. Aku tidak mau melewatkan waktuku dengan hal yang tidak berguna. Memang bermain juga terkadang perlu, tetapi setidaknya lakukan hal yang bermanfaat. Aku terkadang bosan mengikuti PBL ini selama 10 minggu. Banyak waktu terbuang sia-sia. Banyak waktu beristirahat. Karena untuk melakukan program PBL tidak full waktunya padat selama 10 minggu.
Teman-temanku juga sering bertanya, darimana sih tau event-event, kadang juga mengatakan "enak kamu ya lulus ini itu, pergi kesana kesini".
Tidak semudah itu guys.
Banyak kegagalan telah aku alami. Lihatlah. Aku telah mendaftar Future Leader Summit, Great Indonesia Leader Summit, Youth4dev, Dreammaker, Friendship For Indonesia, GHTL, Xchange Hamada, Duta Anti Korupsi, Forum Indonesia Muda dan 6 Lomba Karya Tulis lainnya. Tetapi semua itu gagal. Mungkin baru ENJ yang lulus dari semua event yang aku apply. AYIMUN juga aku lolos ke Malaysia, tapi aku tidak jadi berangkat karena masalah dana.
Dulunya aku seorang yang ambisius, aku orang egois, serakah, iri akan prestasi orang lain, merasakan ketidakadilan dari kegagalan yang aku alami. Aku juga terlalu memaksakan diri.
Tapi...
Aku sekarang tidak memiliki jiwa seperti itu lagi. Aku telah banyak belajar dari kegagalanku sendiri. Tugas kita bukan untuk melampaui kemampuan seseorang tapi tugas kita adalah melampaui diri kita yang kemarin. Kini, aku menjadi pribadi yang ikhlas. Aku tidak memaksakan diriku untuk sesuatu. Aku lakukan saja semampuku, aku coba saja apply sana sini. Mengenai lulus atau tidak, biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Yakinlah Tuhan udah merencanakan yang terbaik bagi kita. Memang awalnya aku sangat berharap misalnya lulus FLS. Aku selalu berdoa agar diluluskan di event itu, karena aku yakin event ini akan sangat bermanfaat untukku. Tetapi Tuhan berkendak lain. Aku gagal. Nah disini, aku menganggang bukan di FLS tempatku untuk berkarya melainkan di event lain. Mungkin kita menganggap FLS yg terbaik bagi kita. Tetapi Tuhanlah yang menentukan yang mana terbaik untuk kita. Dan aku diluluskanNya di PPB. Mungkin PPB adalah event yang disiapkan Tuhan untukku sebagai wadahku berkarya. Untuk PPB juga, aku menghadapi masalah. Aku tidak diizinkan berangkat kesana. Lalu apa yang harus ku lakukan? Aku ikhlas saja, aku minta petunjuk pada Tuhan aku harus bagaimana, aku berusaha dulu semaksimal mungkin. Kalau juga masih tidak ada jalan, aku harus ikhlas. Tuhan pasti akan berikan yang terbaik, bukan sekarang, mungkin esok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, 5 tahun kedepan ataupun 20 tahun kedepan.
Setiap kesuksesan manusia sudah ada porsinya masing-masing. Mungkin kita bisa lihat orang lain sukses sebagai penulis, MC, bekerja di instansi, jadi duta atau yang lain. Nah kita juga pasti demikian tetapi di bidang lain sesuai potensi kita masing-masing. Jadi mulai sekarang aku tidak lagi berkecil hati. Aku juga diajarkan untuk rendah hati dan tidak sombong. Pokoknya banyak hal yang aku petik dari semua perjalanan hidupku. Dan aku mendapatkannya karena aku mencoba mencoba dan terus mencoba walaupun gagal.
Aku selalu berusaha untuk rendah hati dan tidak sombong. Kenapa?
Aku itu belum ada apa-apanya. Terkadang juga aku merasa lebih dari orang lain. Tetapi dengan pengalaman, aku melihat masih banyak orang hebat diluar sana, bahkan masih kecil saja sudah sukses. Lah aku? Sudah usia 21 tahun tetapi belum bisa menginspirasi banyak orang.
Coba kita telusuri arti dari kata sukses. Lagi lagi aku belajar dari pengalaman juga akan arti kata sukses.
Dulunya sukses menurutku adalah bisa mencapai cita-cita misalnya terwujud jadi dokter, punya banyak harta dan kekayaan dari segi materi, dikenal banyak orang, punya gelar atau jabatan yang tinggi.
Tetapi sukses yang sekarang menurutku adalah bisa membahagiakan orang lain, bermanfaat bagi orang lain. Sukses itu sederhana. Kita membuat orangtua tersenyum sumringah saja itu sudah dikatakan sukses.
Inti dari yang kusampaikan selain tentang ENJ adalah penuhilah hari-harimu, waktumu dengan hal yang bermanfaat berguna. Bukan bermaksud menggurui atau apalah itu. Aku hanya sekedar sharing akan pengalamanku. Dan semoga bisa bermanfaat bagi yang membaca blog ku ini.
Dan dibawah ini aku bakal sharing foto-foto selama mengikuti ENJ di Desa Baguk, Pulau Balai, Aceh.
Dan tunggu juga video ENJ yang bakal aku posting di channel youtube ku, search aja lucia damanik pasti muncul.
Terimakasih sudah membaca π
Ekspedisi Nusantara Jaya
Jalasjeva Jayamahe!
Sambil mendengar lagu tanah airku diatas kapal feri menuju kepulangan setelah usainya kegiatan Ekspedisi Nusantara Jaya Tim II Aceh. Aku sangat menyukai lagu-lagu nasional Indonesia. Buruh tani, darah juang juga merupakan lagu favorit yang hampir tiap hari aku putar. Gatau kenapa, ketika aku mendengar lagu Tanah Airku atau Indonesia Pusaka, kecintaanku terhadap Indonesia semakin menggebu-gebu. Terkadang aku sampai nangis kala mendengarnya. Terkesan berlebihan ya, tapi inilah aku, seorang yang bermimpi tinggi untuk Indonesia. Apa hubungannya -_-
Baiklah kembali ke topik tujuan ya.
ENJ adalah kegiatan yang di pelopori oleh Kementrian Kemaritiman untuk Pelajar, Mahasiswa dan Pemuda-pemudi Indonesia yang diselenggarakan di setiap provinsi di Indonesia dengan tujuan sebagai wadah para generasi penerus bangsa untuk melakukan pengabdian, mengembangkan potensi pulau-pulau pesisir, serta mengenal dan mengembangkan kemaritiman Indonesia. ENJ pertama kali diadakan pada tahun 2015. Adapun untuk mengikuti kegiatan ini boleh melalui seleksi maupun pemilihan dari universitas atau sekolah. Kebetulan saya sendiri mengikutinya melalui jalur seleksi pemuda. Untuk mendaftar, ada beberapa berkas yang harus kita apply dan essay juga. Tahun ini ada 2 gelombang seleksi pendaftaran, dan aku lulus gelombang 1. Sangat disayangkan tahun ini kuota untuk peserta sangatlah kurang maka dari itu dibuat 2 gelombang.
Aku memilih seleksi jalur pemuda koridor Aceh karena Aceh tidak begitu jauh dari Medan. Untuk jalur pemuda, biaya transportasi dari asal menuju lokasi ENJ ditanggung pribadi. Sedangkan dari kemaritiman sendiri memfasilitasi uang saku sekitar 112rb/hari. Kita juga diberikan kemeja, kaos, topi dan tas.
Itulah kira-kira info sekilas mengenai ENJ. Aku bakal ceritain perjalananku mengikuti ekspedisi ini.
Setelah seminggu mengikuti PBL (Pengalaman Belajar Lapangan) FKM USU, aku harus segera berangkat ke Aceh untuk mengikuti ENJ. Tapi hal ini tak berjalan dengan mulus. Acara ENJ berlangsung selama 10 hari. Padahal selama mengikuti PBL, kami tidak diperbolehkan izin melewati 3 hari. Kalau untuk izin mewakili USU harus mengikuti beberapa prosedur.
Pada saat itu hari Jumat, dengan mendadak aku langsung balik ke Medan untuk mengurus surat izin mengikuti ENJ. Karna hari Senin esoknya adalah keberangkatan ENJ. Hari Sabtu USU libur. Maka dari itu aku harus pulang Jumat.
Setelah mengantar surat izin ke Biro Rektor, senin pagi nya, aku kembali follow up surat tersebut. Rupanya surat itu belum disentuh oleh Wakil Rektor 1. Aku menunggu seharian di Biro Rektor. Tanpa sarapan tanpa makan siang, aku tak beranjak hingga surat itu ditandatangani. Aku terus menunggu. Pada pukul 1 siang akhirnya surat selesai. Kemudian aku harus mengantar surat itu ke fakultas. Setelah dari fakultas aku juga harus memberikannya kepada DPL (Dosen Pembimbing Lapangan) PBL FKM USU. Yah begitulah urutan prosedurnya. Yah ribet dibilang memang iya. Dan dimana letak permasalahannya? Saat itu aku masih di Biro Rektor setelah surat selesai, aku menghubungi DPL untuk menjumpainya. Dan disinilah air mataku menetas tanpa rasa malu diantara pegawai-pegawai di Biro Rektor. Surat izinku di tolak di Fakultas. DPL memberiku 2 pilihan. Aku berangkat ENJ dengan syarat aku harus membatalkan PBL ku, atau aku tidak berangkat. Fakultas tidak beri izin karena waktu kegiatan yang cukup lama. Bagiku, ini merupakan pilihan yang sangat sulit. Aku harus merelakan salah satu. Pikiranku seketika kacau, air mataku selalu tibatiba menetes. Aku tak tau harus mengadu ke siapa, pergi kemana setelah ini. Aku butuh petunjuk, aku butuh pencerahan.
Kemudian aku pergi ke kampus. Aku duduk di sudut ruangan, aku merenung diantara mahasiswa mahasiswi yang berjalan di sekitarku. Sambil duduk juga air mataku jatuh lagi. Tiba-tiba teman sekelasku melihat, dan ia memaksaku untuk menceritakan kenapa aku bersedih. Sambil memeluknya aku menangis. Beberapa dosen juga menegurku, ada yang memberi saran tidak usah ikuti ENJ, ada juga yang mengatakan ikuti saja secara diam-diam. Satu sisi PBL ini adalah hal yang sangat wajib. Kalau aku membatalkannya, aku memang bisa saja melanjutkan PBL tahun depan, tetapi itu akan beresiko lama tamat kuliah. Sedangkan ENJ adalah event nasional mirip kayak pengabdian juga. Mungkin bagi beberapa orang akan mengatakan utamakan kuliah dulu.
Pukul 3 sore harinya aku memutuskan untuk pergi berdoa ke Velangkani bersama temanku. Aku berharap Tuhan memberiku petunjuk untuk pergumulan ini. Hingga tiba lah saatnya pukul 7 malam, aku masih di sekretariat organisasiku. Sampai jam itu juga aku belum memutuskan untuk pergi berangkat ENJ atau tidak, padahal pukul 9 harus sudah berangkat. Sejam sebelum keberangkatan barulah aku memutuskan untuk jadi berangkat. Ada perasaan takut bercampur senang. Malam itu juga dilanda hujan gerimis. Ketika aku bersiap siap packing, ternyata oh ternyata aku bertemu dengan salah satu peserta ENJ bernama Jenni. Ternyata ia satu kost denganku. Hal yang sangat tak terduga duga. Kami sudah sering chat di grup ENJ. Dan kami baru sadar bahwa kami se kost tiba hariha keberangkatan.
Teman-teman ENJ ku semuanya sangat mendukung aku untuk pergi ENJ. Mereka sangat memotivasiku hingga mengirimkan video motivasi, kata-kata motivasi yang panjang. Tetapi sebaliknya dengan teman-teman PBL ku. Aku tidak menyalahkan pendapat mereka. Persepsi orang pastilah berbeda-beda. Tidak ada yang salah.
Keberangkatan ENJ, kami menggunakan 2 mobil rental, dari Medan sebanyak 7 orang, dari Jogja 1 orang, dari Aceh 1 orang. Titik kumpul kami memang sengaja dari Medan karena lebih dekat. Membutuhkan waktu sekitar 7 jam. Sedangkan teman teman yang lain yang berasal dari Banda Aceh memerlukan waktu sekitar 14 jam menuju Aceh Singkil .
Baru berjumpa dengan teman-teman ENJ kami sudah langsung akrab. Aku memang orang yang paling heboh chat di grup ENJ padahal belum saling kenal.
7 jam berlalu, kami sampai di pelabuhan dan bertemu dengan semua peserta ENJ. Kemudian menuju Pulau Balai, Desa Baguk ( lokasi ENJ ), kami menaiki Kapal Ferry yang membutuhkan waktu 3,5 jam.
Sesampai di Pulau Desa Baguk, mataku seolah tercengang-cengang akan keindahan laut Pulau Balai bak surga yang tiada taranya. Ohya, ada hal yang terlewatkan. Saat di kapal, kami juga melakukan sesi pelepasan ENJ dari Nahkoda kapal Ferry. Kami semua dibawa ke ruang nahkoda, dan ini juga pertama kalinya aku memasuki ruang nahkoda kapal dan melihat bagaimana cara mengemudi kapal. Kami diberikan arahan oleh nahkoda dan jajarannya.
Okee baiklah aku bakal jelasin apa saja program-program yang kami lakukan.
Jadi kami ada 3 divisi yaitu divisi kesehatan, pendidikan dan lingkungan. Dalam divisi kesehatan kami tidak melakukan pengobatan gratis karena salah satu dokter dari peserta ENJ tidak jadi berangkat. Adapun program divisi kesehatan yaitu sosialisasi PHBS (perilaku hidup bersih dan sehat), penyuluhan bahaya rokok dan narkoba, dan juga penyuluhan mengenai seks bebas. Program pendidikan, yaitu kelas cita-cita, kelas motivasi, sharing beasiswa dan universitas terbaik. Program lingkungan, yaitu membersihkan pantai, bakti sosial, pengadaan rumah ikan dari sampah. Program tambahan lainnya yaitu donasi pakaian dan buku layak pakai, pembuatan 4 buah pamflet yang di pajang di spot-spot lokasi desa Baguk.
Semua program tersebut kami lakukan selama 10 hari. Setelah selesai program dalam 1 hari, kami juga menyempatkan untuk pergi mengunjungi pulau pulau yang ada disana.
Kami juga bertemu dengan salah satu alumni ENJ dari koramil. Kami diajarkan beliau bagaimana cara snorkeling. Dan program rumah ikan itu juga sebenarnya program tantangan dari beliau untuk kami laksanakan.
Di Desa Baguk itu mayoritas penduduknya adalah muslim bahkan bisa dikatakan 100 %. Aku tidak menemukan satu gereja pun di pulau tersebut. Penduduk disana juga sangat ramah-ramah sekali. Orang nias juga ada disana. Makanan disana juga enak. Kami selalu dihidangkan lauknya dengan macam-macam ikan bahkan pernah dihidangkan ikan hiu. Wow! Ayam jarang sekali dikonsumsi disana. Ini sudah pasti ya karena penghasilan akan laut disana banyak sekali ikan-ikannya.
Makanan pengawet juga jarang dikonsumsi. Wah sehat sekali ya.
Setelah program selesai kami melakukan acara malam perpisahan dengan warga-warga disana. Acaranya sederhana namun berkesan. Kami melakukan acara manggang-manggang ikan, bernyanyi bareng-bareng, games, dan membacakan pemilihan duta ala-ala wkwk. Kami membuat nominasi duta misalnya duta terheboh, tergaring, terbullly, tercantik, dan lain lain. Di acara ini barulah terasa sedihnya akan perpisahan. Sudah cukup nyaman dengan mereka. Tapi memang jika ada pertemuan pasti ada perpisahan ya.
Sungguh pengalaman yang sangat berharga. Secara tidak langsung mengajarkanku bagaimana bekerja dalam tim, belajar beradaptasi dengan lingkungan, belajar memanagemen waktu, mengasah kemampuan berbicara didepan umum. Di tim ini jugalah aku semakin di asah untuk berpendapat saat rapat, briefing. Tiap malamnya kami selalu adakan rapat, bahkan pernah nyaris rapat sampai pukul 1 pagi.
Meskipun persiapan kami sangat kurang sebelum keberangkatan ENJ dikarenakan jauhnya jarak dan hanya bisa komunikasi melalui grup Line/WA, tetapi kami dapat melaksanakan semua program kami di Desa Baguk. Semua perlengkapan program ada yang kami bawa dari daerah masing-masing sesuai program divisi. Ada juga kami beli dari Singkil dan beberapa juga kami beli di Desa Baguk.
Aku juga sangat beruntung mempunyai tim sehebat mereka. Semua dari kami memiliki prestasi masing-masing. Ada yang jadi duta lingkungan, duta baca, duta bahari, ada peraih beasiswa bidik misi, xl future leader, ada yang dari UGM, ada yang sudah mengikuti event-event nasional bahkan internasional.
Aku juga bertemu seseorang yang bernama Ibrahim, sosok yang sangat mirip denganku. Kami sama sama event hunter, hari pertama jumpa sudah langsung akrab saja. Beliau mengikuti ENJ setelah 5 hari berlangsung kegiatan ENJ barulah dia datang karena mengikuti INAVIS. Kalau berbicara tentang visi, misi, passion, bahkan tentang kegagalan, kami sangat antusias. Ternyata semua event-event yang aku apply, dia sudah apply juga. Dia berasal dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Malikulsaleh, Aceh. Dia angkatan 2014 juga.
Dia juga baru-baru ini lulus IYD Indonesia Youth Dream yang akan dilaksanakan di Yogyakarta, November 2017 ini. Aku kebetulan tidak mendaftar IYD karena masalah dana.
Dan aku juga beruntung lulus PPB Pelatihan Pemimpin Bangsa di Yogyakarta bulan Oktober ini. Tetapi kemungkinan aku tidak jadi berangkat karena sedang mengikuti PBL.
Yah tau lah ya. Sedangkan mengikuti ENJ saja sebenarnya tidak diizinkan, apalagi PPB nanti. Ketua kelompok PBL juga tidak mengizinkanku lagi untuk mengikuti PPB. Sangat disayangkan memang, tapi yaa inilah hidup. Penuh dengan pilihan.
Banyak teman temanku bahkan keluargaku sangat menyesalkan pilihanku. Kata mereka aku harus fokus kuliah apalagi ini semester akhir. Tetapi bagiku berbeda, aku menyukai mengikuti event-event bukan sekedar travelling. Untuk mengikuti ENJ ini saja, niatku bulat hanya untuk pengabdian saja. Aku tidak menyangka rupanya akan ada liburan yang sangat menyenangkan di ENJ ini. Ini mungkin bonus buatku. Bagiku pengalaman itu penting, sangatlah berharga. Kesempatan untuk mengikuti event tidak hanya 2 kali saja. Kita tidak tau apa yang akan terjadi esok hari. Apakah kita akan tetap sehat atau bagaimana. Maka dari itu setiap ada kesempatan, aku selalu memaksimalkannya. Memang butuh pengorbanan butuh air mata butuh keringat. Aku tidak berniat mengesampingkan perkuliahan. Aku akan tetap fokus. Aku akan menyelesaikan skripsiku. Aku mengikuti event hanya untuk wadah membenah diri, mendapat pengalaman, berbagi, mengabdi untuk negeri. Aku tidak mau melewatkan waktuku dengan hal yang tidak berguna. Memang bermain juga terkadang perlu, tetapi setidaknya lakukan hal yang bermanfaat. Aku terkadang bosan mengikuti PBL ini selama 10 minggu. Banyak waktu terbuang sia-sia. Banyak waktu beristirahat. Karena untuk melakukan program PBL tidak full waktunya padat selama 10 minggu.
Teman-temanku juga sering bertanya, darimana sih tau event-event, kadang juga mengatakan "enak kamu ya lulus ini itu, pergi kesana kesini".
Tidak semudah itu guys.
Banyak kegagalan telah aku alami. Lihatlah. Aku telah mendaftar Future Leader Summit, Great Indonesia Leader Summit, Youth4dev, Dreammaker, Friendship For Indonesia, GHTL, Xchange Hamada, Duta Anti Korupsi, Forum Indonesia Muda dan 6 Lomba Karya Tulis lainnya. Tetapi semua itu gagal. Mungkin baru ENJ yang lulus dari semua event yang aku apply. AYIMUN juga aku lolos ke Malaysia, tapi aku tidak jadi berangkat karena masalah dana.
Dulunya aku seorang yang ambisius, aku orang egois, serakah, iri akan prestasi orang lain, merasakan ketidakadilan dari kegagalan yang aku alami. Aku juga terlalu memaksakan diri.
Tapi...
Aku sekarang tidak memiliki jiwa seperti itu lagi. Aku telah banyak belajar dari kegagalanku sendiri. Tugas kita bukan untuk melampaui kemampuan seseorang tapi tugas kita adalah melampaui diri kita yang kemarin. Kini, aku menjadi pribadi yang ikhlas. Aku tidak memaksakan diriku untuk sesuatu. Aku lakukan saja semampuku, aku coba saja apply sana sini. Mengenai lulus atau tidak, biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Yakinlah Tuhan udah merencanakan yang terbaik bagi kita. Memang awalnya aku sangat berharap misalnya lulus FLS. Aku selalu berdoa agar diluluskan di event itu, karena aku yakin event ini akan sangat bermanfaat untukku. Tetapi Tuhan berkendak lain. Aku gagal. Nah disini, aku menganggang bukan di FLS tempatku untuk berkarya melainkan di event lain. Mungkin kita menganggap FLS yg terbaik bagi kita. Tetapi Tuhanlah yang menentukan yang mana terbaik untuk kita. Dan aku diluluskanNya di PPB. Mungkin PPB adalah event yang disiapkan Tuhan untukku sebagai wadahku berkarya. Untuk PPB juga, aku menghadapi masalah. Aku tidak diizinkan berangkat kesana. Lalu apa yang harus ku lakukan? Aku ikhlas saja, aku minta petunjuk pada Tuhan aku harus bagaimana, aku berusaha dulu semaksimal mungkin. Kalau juga masih tidak ada jalan, aku harus ikhlas. Tuhan pasti akan berikan yang terbaik, bukan sekarang, mungkin esok, minggu depan, bulan depan, tahun depan, 5 tahun kedepan ataupun 20 tahun kedepan.
Setiap kesuksesan manusia sudah ada porsinya masing-masing. Mungkin kita bisa lihat orang lain sukses sebagai penulis, MC, bekerja di instansi, jadi duta atau yang lain. Nah kita juga pasti demikian tetapi di bidang lain sesuai potensi kita masing-masing. Jadi mulai sekarang aku tidak lagi berkecil hati. Aku juga diajarkan untuk rendah hati dan tidak sombong. Pokoknya banyak hal yang aku petik dari semua perjalanan hidupku. Dan aku mendapatkannya karena aku mencoba mencoba dan terus mencoba walaupun gagal.
Aku selalu berusaha untuk rendah hati dan tidak sombong. Kenapa?
Aku itu belum ada apa-apanya. Terkadang juga aku merasa lebih dari orang lain. Tetapi dengan pengalaman, aku melihat masih banyak orang hebat diluar sana, bahkan masih kecil saja sudah sukses. Lah aku? Sudah usia 21 tahun tetapi belum bisa menginspirasi banyak orang.
Coba kita telusuri arti dari kata sukses. Lagi lagi aku belajar dari pengalaman juga akan arti kata sukses.
Dulunya sukses menurutku adalah bisa mencapai cita-cita misalnya terwujud jadi dokter, punya banyak harta dan kekayaan dari segi materi, dikenal banyak orang, punya gelar atau jabatan yang tinggi.
Tetapi sukses yang sekarang menurutku adalah bisa membahagiakan orang lain, bermanfaat bagi orang lain. Sukses itu sederhana. Kita membuat orangtua tersenyum sumringah saja itu sudah dikatakan sukses.
Inti dari yang kusampaikan selain tentang ENJ adalah penuhilah hari-harimu, waktumu dengan hal yang bermanfaat berguna. Bukan bermaksud menggurui atau apalah itu. Aku hanya sekedar sharing akan pengalamanku. Dan semoga bisa bermanfaat bagi yang membaca blog ku ini.
Dan dibawah ini aku bakal sharing foto-foto selama mengikuti ENJ di Desa Baguk, Pulau Balai, Aceh.
Dan tunggu juga video ENJ yang bakal aku posting di channel youtube ku, search aja lucia damanik pasti muncul.
Terimakasih sudah membaca π
Ekspedisi Nusantara Jaya
Jalasjeva Jayamahe!
Pelepasan oleh Nahkoda kapal beserta jajarannya di atas Kapal Ferry
Pengarahan di Ruang Nahkoda Kapal Ferry
Kelas Cita-cita di SD Desa Baguk
Penyuluhan bahaya rokok dan narkoba di SMP Pulai Balai
Penyuluhan bahaya rokok, narkoba dan seks bebas di Pulau Balai
Penyuluhan PHBS dan Praktik CTPS di SD desa Baguk
Pemilahan sampah untuk daur ulang
Pembelajaran tentang snorkeling
Malam perpisahan ENJ
Pembuatan pamflet di desa Baguk
Penurunan rumah ikan di laut
Jayalah negeriku!
Komentar