RINTIHAN HUJAN


Kedatanganmu yang tak terduga mengundang banyak tanya. Ada yang menantikanmu. Ada pula yang menolakmu. Engkau dating tanpa alasa. Semesta berpihak padamu. Engkau ada dan dating karena semesta. Gemuruh suaramu bahkan seakan menakutkan. Memang benar, tidak ada yangg sempurna. Masing-masing ada baik buruknya. Kelemahan dan kelebihan bukan menjadi hal yang lumrah. Hal demikian mesti saling memahami. Dugaan buruj mendatangkan hal buruk. Tentu setiap insan menginginkan kemerdekaan, kebebasan, tapi tak banyak melihat kedepan. Semua menoleh tak melihat sisi lain. Berbalik tanpa melihat arah petunjuk. Liku-liku kehidupan manusia menyalahkan semesta. Apakah engkau sudah melihat jati dirimu? Manusia tak pernah merasa puas. Ingin ini dan itu. Hawa nafsu memenuhi hasrat keinginan. Kedatanganmu tadinya mungkin bagi hati yang hampa, engkau menyayat hati tapi bagi pencari nafkah hidup, engkau begitu berarti.



            Tapi jangan dengar yang dibelakang. Pandang saja terus kedepan. Sekalipun engkau terlihat menakutkan, kedatanganmu sungguh dinantikan. Tetaplah membasahi bumi ini. Basahi lingkungan yang gersang ini. Hujan, bukan pertanda orang mati. Hujan bukan pertanda kesedihan. Hujan itu anugerah yang kedatangannya mesti disambut. Tanpa hujan, bumi takkan ada. Anak-anak kecil berlari kian kemari saat engkau datang. Tak menjadi kekhawatiran engkau membasahi tubuh mereka nan mungil. Efek dingin yang engkau jatuhkan melegakan hati yang panas. Saat engkau datang,  para keluarga hanya bisa berdiam diri dirumah. Hal itu mendatangkan pertanda baik. Kenapa? Saat itulah kebersamaan terjalin. Semua berhenti beraktifitas dari kesibukan masing-masing yang selalu mengabaikan kebersamaan. Demikianlah, engkau begitu berarti, bukan?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ringkasan Buku “Mindset” Karya Carol S. Dweck

SINOPSIS BUKU SEGALA-GALANYA AMBYAR KARYA MARK MANSON